Bupati Way Kanan menghadiri acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan tahun 2025 di kampung Umpu Semenguk, Selasa, 4 Februari 2025
Dalam sambutannya Bupati Way Kanan H. Raden Adipati Surya, menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung Visi Indonesia Emas Tahun 2045, maka periode pertama RPJPD Kabupaten Way Kanan 2025-2029 merupakan sinkronisasi pembangunan daerah yang berkelanjutan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi. Hal ini dikaitkan dengan adanya pelaksanaan RPJMD 2025-2029 yang telah memasuki tahun kedua RKPD Kabupaten Way Kanan.
“Pembangunan daerah di Kabupaten Way Kanan tentunya harus selaras dengan RPJMN dan Asta Cita. Adapun fokus pembangunan periode I RPJMD 2025-2029 adalah ā€¯Meningkatkan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitasā€¯. Oleh karena itu melalui Musrenbang Kecamatan Umpu Semenguk kali ini kita berbicara tentang Prioritas perencanaan daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2026.”ujar Bupati.
Adapun Rancangan Prioritas daerah sebagai berikut:
Pertama, Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan Daerah.
Kedua, Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas yang diukur melalui Indeks pembangunan manusia (IPM).
Ketiga, Peningkatan Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah melalui manajemen resiko, reformasi birokrasi terhadap pelayanan yang cepat, efektif dan efisien bagi masyarakat didukung reformasi digitalisasi di daerah.
Keempat Infrastruktur dan Pelayanan Dasar.
Kelima, Meningkatkan Lingkungan Hidup Yang Berkualitas. Dengan adanya lima pilar tersebut akan menjadikan landasan yang kuat dan kokoh dalam rangka pembangunan daerah melalui ekonomi kerakyatan.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan bahwa sebagian besar penduduk Way Kanan disektor pertanian. Artinya perekonomian Kabupaten Way Kanan masih sangat bergantung pada sektor pertanian. Di sisi lain angka kemiskinan di Kabupaten Way Kanan masih cukup tinggi dan mayoritas petani. Kemiskinan tersebut disebabkan karena petani masih bertumpu pada pertanian tradisional yang menghasilkan bahan mentah (hulu) dengan produktifitas yang rendah. Pertanian rakyat juga masih mengandalkan komoditas ekspor seperti kopi, karet, sawit, lada, singkong yang sangat rentan terhadap fluktuasi harga yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat.
“Oleh karena itu kedepan perlu upaya pengembangan komoditas unggulan berbasis wilayah, dengan mendorong peningkatan nilai tambah melalui pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi dan sinergitas pembinaan hulu hilir.”papar Bupati.
Bupati juga berharap Sinergitas program pemerintah kabupaten dan kampung sangat penting dilakukan untuk percepatan pemberdayaan ekonomi rakyat.
“Oleh karena itu, sinergitas program pembangunan tingkat kabupaten dan tingkat kampung harus diwujudkan. Konsistensi program kabupaten dapat dipadukan dengan program serupa di tingkat kampung agar terjadi kolaborasi pembangunan.”tegasnya.